Fotosintesismelibatkan tumbuhan hijau, alga hijau atau bakteri tertentu. Organisme ini memanfaatkan energi dalam cahaya matahari (cahaya ultraviolet) melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen dan gula. Di dalam Al-Qur’an telah banyak dijelaskan tentang tumbuhan diantaranya surat Al An’aam ayat 99. 3. Pembakaran 21 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar 2.2 Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi SAMBUTANPADA SEMINAR INTERNASIONAL TEKNOLOGI ALQURAN (19-20 Juni 1986) Yang kami muliakan Bapak Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia beserta rombongan. Yang kami muliakan MSc. Sebelum menyingkap rahasia dan keajaiban ciptaan Allah di dalam Al Qur’an, kita perlu mengawalinya dengan berpikir tentang ayat-ayat Allah. Dan dalam berpikir tentang ayat-ayat Allah, percayalah bahwa Al Qur’an is always one step ahead of science. Penjelasan Al Qur’an selalu selangkah atau bahkan lebih maju dibandingkan penemuan Tiadaberselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali-’Imran:18-19) Waspadalah wahai kaum muslimin dan mukminat! PenemuanIptek Terbaru dan Al Qur'an. Dalam Surat al-Isra ayat ke-88, Allah menunjukkan keagungan Al Quran: "Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.'" (QS. FiturUtama Quran in Word 2.9 Terbaru. Add-in Microsoft word yang berisi Ayat Al-Quran lengkap 30 juz. Aplikasi ringan dan tak memberatkan system. Memilih sendiri Ayat yang ingin anda sisipkan. Tersedia terjemahan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Support dengan Microsoft Word , 2013 dan 2016. RelasiFisika dalam Alquran (Tinjauan Surat ar-Rahman Ayat 19-20) Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, seperti ukuran suatu benda, gaya, cahaya, bunyi, listrik dan magnet, serta lainnya. Seperti yang dikatakan Afzalur rahman (1992:17) ”fisika adalah ilmu alam yang menyelidiki fenomenanya terutama Ketikaposisi gravitasinya kecil, ini akan mempengaruhi temperatur dan tekanan, sehingga air akan berubah wujud menjadi es. #3. Rahasia Air Dalam Al-Qur’an : – Al-Qur’an mengelompokkan berdasarkan kejernihannya : 1. Al-Qur’an menyebut Al maa’ al muqthir (air hujan) : air yang membersihkan. 2. Pemahamanmanusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan Nah apa yang dikatakan AlQuran tentang manusia? Tidak sedikit ayat Al-Quran yang berbicara tentang manusia; bahkan manusia adalah makhluk pertama yang telah disebut dua kali dalam rangkaian Wahyu HematEnergi dalam Islam. PRESIDEN telah keluarkan Instruksi nomor 1O Tahun 2OO5 tentang Penghematan Energi, Juli yang lalu. Dan kini telah dilaksanakan pejabat daerah, termasuk Walikota Makassar, dengan pemadaman lampu secara bergilir tiap malam. .Menurut sebagian tokoh masyarakat, yang tidak menghemat alias boros di negeri ini, dapat dibagi manusiayang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al quran sudah 3 Departemen Agama,Alqur’an dan terjemahan hal.550. 3 berbicara dahulu sebelum listrik itu ada. Jadi ayat al quran tentang listrik itu sangat benar tak bisa di ganggu gugat itulah salah satu kebesaran Allah SWT. cadangan energi listrik yang tidak sebanding, maka Jawaban(1 dari 26): Apakah Al-Quran itu benar atau dusta? Apa saja buktinya? Al-Qur’an Nur Karim, kitab suci umat Islam, adalah kitab suci mengandung nilai- nilai kebenaran mutlak. Ayat ayat yang berisi tentang dunia sudah dijelaskan dan terbukti. Saya kira surat tentang kehidupan setelah mati juga akan sama, benar dan akan terbukti DalamAl Quran versinya, ia menghapus puluhan ayat di kitab suci umat Islam tersebut. salah satunya adalah Transisi Energi Berkelanjutan. July, 14 2022. Wisata Pulau Kumala Bakal Dibuka, Air dan Listrik Dalam Progres Pengerjaan. Kalau sebelum 20 Juli nanti PDAM nya sudah hidup, ya bisa buka, katanya. JVCx2Pg. Kalao kita ketahui listrik itu sudah ada sejak zaman dahulu namun manusia belum mengetahui akan danya listrik, kali ini saya akan menulis dengan judul ayat al quran tentang listrik. Pada zaman modern ini listrik sudah menjadi hal yang sangat di utamakan atau di butuhkan manusia tak bisa lepas dengan listrik. listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama kehdiupan sehari hari. listrik yang ada di bumi ini berasal dari berbagai sumber . di hasilkan oleh generator yang akan menghasilkan listrik kemana mana. energi listrik ini berasal dari satu sumber dan di ubah menjadi listrik yang kita gunakan sehari hari. Dari hal tersebut ayat al quran berbicara tentang "LISTRIK", kalo kita ketahui listrik itu sudah ada sejak para nabi ,namun manusia pada zaman dulu belum menemukan listrik, itu karena ilmu dan pengetahuan yang kurang. ALLAH berfirman dalam ayatnya Surat An Nur ayat 35 اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ Artinnya“Allah adalah Nur cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya itu, adalah seperti lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita. Pelita itu didalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang cemerlang bercahaya-cahaya seperti mutiara. Yang dinyalakah dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon Zaitun ; yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir cukup menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahayanya diatas cahaya berlapis-lapis. Allah-lah yang menunjukki kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.dari ayat ini kita tau bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak dahulu namun manusia belum mengetahuinnya , dan ilmu yang ada di perumpamakan dengan hal hal lain ,hal hal ini yang dapat menjadikan fakta di balik ilmu itu semua. tak hanyya manusia yang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al quran sudah berbicara dahulu sebelum listrik itu ada . kalo kita ambil contoh dalam surat an nur ayat 35 lampu itu bercahaya cahaya itu berada di dalam pelita atau kaca ,dan bola lampu itu sudah ada kan tu salah satu fakta surat an nur ayat 35 ayat al quran tentang listrik itu sangat benar tak bisa di ganggu gugat itullah salah satu bukti kekuasaan Alloh SWT. Jadi Al quran tak hannya berbicara masalah ibadah,hukum,iman dan lainnya namun al quran pun berbicara mengenai teknologi dan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini salah satunnya banyak hal yang dapat di galih pada al quran . al quran juga berbicara mengenai teori dasar listrik. sumber di sini Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Hampir semua fasilitas yang ada telah menggunakan listrik sebagai sumber energi utama. Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di seluruh alam ternyata tidak hanya mengatur dan membicarakan tentang ibadah, kehidupan, ataupun sejarah saja. Al-Quran juga membahas tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Al-Quran pembahasan tentang teknologi kelistrikan telah termaktub dalam surat An-Nur ayat 35, “….Allah adalah pemberi cahaya kepada langit dan bumi….”. Perumpamaan cahaya Allah SWT adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya terdapat pelita atau lampu yang sangat besar. Pelita tersebut terdapat di dalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang seperti mutiara, yang pada masa sekarang dikenal sebagai lampu. Lampu tentunya tidak begitu saja dapat menyala; dibutuhkan sebuah energi yang dapat menyalakan lampu, dan energi tersebut adalah listrik. Masih dalam ayat yang sama, “…. Yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh disebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, cahaya diatas cahaya….” Perumpamaan hal yang tidak tumbuh di timur dan barat adalah, jika memperhatikan arah mata angin, maka lawan dari timur dan barat adalah utara dan selatan. Di daerah itu terdapat kutub-kutub magnet yang kemudian dikenal sebagai gaya elektromagnetik yang berguna untuk menginduksi listrik untuk menghasilkan energi listrik. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ternyata segala bentuk kemajuan peradaban yang sekarang kita miliki ini adalah bersumber dari Al-Quran. Ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersifat Mutasyabihat selanjutnya harus dikaji dengan lebih mendalam untuk didapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang mungkin belum kita ketahui. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak mempelajari dan mendalami Al-Quran. sumberMurtono, 2008. Konsep Cahaya dalam Alqur’an dan Sains. Karunia, Vol. 4, 147-158 Konsep Usaha Usaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI merupakan kegiatan yang mengerahkan segala tenaga, pikiran untuk mencapai suatu hal yang dituju. Usaha dalam fisika berkaitan dengan adanya perpindahan. Definisi ini lebih spesifik dibandingkan usaha dalam kehidupan sehari-hari. Usaha dalam ilmu fisika merupakan hasil perkalian dari besar kekuatan gaya F untuk memindahkan suatu benda dikali jarak perpindahan s. Contoh usaha misalnya mengangkat kardus, membuka pintu, mendorong meja. Usaha tersebut menggunakan tenaga manusia maupun alat yang membutuhkan sejumlah energi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita lihat adalah ketika menuju masjid untuk melaksanakan salat jamaah saat hujan tiba. Seseorang harus berjalan kaki terlebih dahulu dari rumah menuju masjid. Pada materi usaha dalam fisika hal tersebut disebut dengan jarak perpindahan s yang harus ditempuh dengan bersusah payah agar walaupun hujan disebut dengan gaya. Kemudian seseorang tersebut menjalankan salat jamaah secara khusyu dan mendapat pahala itulah hasil dari usahanya. Konsep Usaha Dalam Al-Qur’an Konsep usaha dijelaskan dalam QS. An-Najm ayat 39 yang artinya “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” Tasfir Al-Muyassar tentang QS. Isra’ ayat 19 juga menjelaskan, dan barang siapa mempunyai tujuan beramal shalih untuk mendapat pahala di akhirat yang kekal abadi, dan dia bersungguh-sungguh dalam usaha, taat serta beriman kepada Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang amal shalihnya diterima dan tersimpan bagi mereka di sisi tuhan mereka, dan mereka akan memperoleh balasan atas amal itu. Konsep usaha pada materi fisika dan dijelaskan pada ayat Al-Qur’an di atas, memberikan pedoman kepada manusia. Jika menginginkan suatu hal maka kita harus berusaha keras untuk mencapainya. Hasil usaha berbanding lurus dengan gaya dan perpindahan yang ditempuh untuk melakukan suatu usaha. Perpindahan dalam Islam dapat kita samakan dengan berubahan kedudukan kita di hadapan Allah SWT. Apakah kita semakin menjauh dari Allah atau justru semakin mendekat. Semua itu tergantung kita sebagai hamba-Nya, melakukan usaha yang positif agar lebih dekat kepada Allah atau justru sebaliknya. Hal tersebut diperjelas oleh firman Allah dalam QS. Al-Laill ayat 4, bahwa usaha setiap orang itu berbeda-beda. Konsep Energi Energi dalam kehidupan sehari-hari merupakan kekuatan yang sering dimanfaatkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Ia merupakan sesuatu yang tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat di musnahkan namun dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yan lain. Energi ada banyak sekali, seperti energi bahan bakar fosil, air, cahaya matahari, angin, nuklir, potensial, potensial gravitasi dan kinetik. Kali ini contoh yang akan diberikan mengenai energi kinetik. Energi kinetik yang tidak kita sadari, yaitu energi kinetik pada pergerakan gunung. Ini adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena gerakannya. Energi kinetik sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu. Gunung ternyata tidaklah diam seperti yang terlihat, melainkan bergerak seperti geraknya awan. Sebagaimana firman Allah menjelaskan dalam Quran Surah An-Naml ayat 88 yang artinya, “dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap diam di tempatnya, padahal dia berjalan seperti jalannya awan”. Konsep Energi Dalam Al-Qur’an Para ahli geologi menjelaskan, bahwa gunung yang bergerak artinya gunung tersebut memiliki kecepatan sehingga gunung tersebut memiliki energi kinetik pada dasar gunung. Di dasar gunung terdapat lempeng-lempeng yang dapat bergerak dan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut harus diantisipasi untuk meminimalisir korban, maka dibuatlah alat yang berfungsi sebagai pendeteksi gempa bumi yang disebut seismometer. Konsep energi pada contoh energi kinetik pada gunung membuat kita semakin bersyukur kepada Allah SWT. Allah menciptakan gunung yang lebih besar kekuatannya dari manusia ketika gunung tersebut bergerak. Allah menjelaskan dalam Quran Surah Al-Fussilat ayat 15 yang artinya “Adapun kaum Ad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda kekuatan Kami.” Konsep usaha dan energi merupakan sedikit pembelajaran sains dalam lingkup fisika yang sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam kegiatan beribadah kepada Allah. Energi yang positif dapat digunakan untuk melakukan gaya yang positif sehingga menghasilkan usaha yang positif. Usaha yang positif dapat membuat kita lebih dekat ke Allah dan lebih banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Penyunting Ahmed Zaranggi Ar Ridho Ketika Allah memberikan suatu perumpamaan kepada manusia, tidaklah perumpamaan itu dijadikan Allah sebagai suatu omong kosong belaka. Setiap perumpamaan yang Allah ungkapkan di dalam Al-Qur’an diungkapkan agar manusia mau berpikir. Salah satu perumpamaan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an adalah perumpamaan mengenai cahaya Allah. [2435] Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Surah An-Nuur 24 berarti cahaya, dan ayat 35 dari ayat ini membicarakan mengenai cahaya Allah. Ketika Allah mengumpamakan sesuatu, sebagaimana layaknya perumpamaan, Allah mengambil contoh sesuatu yang dapat diketahui oleh manusia. “Cahaya” Allah jauh lebih hebat dari pada itu, tetapi dalam menjelaskannya kepada manusia, Allah menerangkan sesuatu yang dapat diketahui manusia. “Dapat diketahui” disini adalah tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa ayat tersebut diturunkan dan memiliki maksud tersirat yang tetap “dapat” dibuktikan oleh orang-orang di masa yang akan datangnya. Dalam usaha untuk menangkap maksud tersirat dari suatu ayat Allah dalam Al-Qur’an, selalu kita lihat dalam redaksi aslinya. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan “Al-Qur’an tidak mengikuti tata bahasa Arab”. Tetapi tentu saja Al-Qur’an tidak terikat kepada tata bahasa atau grammar. Kata-kata Allah lebih tinggi maknanya dari sekedar mengikuti tata bahasa, dan setiap kalimat yang dikatakan oleh beberapa golongan “tdak mengikuti tata bahasa”, selalu ada maksud yang tersirat di baliknya. Tata bahasa adalah rumus yang di definisikan oleh manusia. Orang-orang arab pada zaman nabi pun, baik yang muslim maupun yang kafir, mengakui ketinggian bahasa Al-Qur’an. Sebagian menganggapnya lebih indah daripada puisi manapun, yang mana kita ketahui puisi sendiri sering tidak terikat pada tata bahasa. Dalam kaitannya dengan surah An-Nuur 24 ayat 35 di atas, secara tersirat menyebutkan apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern saat ini sebagai Listrik Kekekalan energi Spektrum cahaya Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai ketiga hal diatas, kita lihat terlebih dahulu terjemahan kata per kata dari surah An-Nuur 24 ayat 35 ini yang akan digunakan seterusnya dalam pembahasan ini, yaitu sebagai berikut “Allah cahaya langit dan bumi; perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api; cahaya diatas cahaya; Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki; dan Allah jadikan perumpamaan bagi manusia; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu“ Listrik dan hukum kekekalan energi Perhatikan potongan surah An-Nuur 24 berikut [2435] … perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Allah mengumpamakan “cahaya“-Nya sebagai sesuatu yang tidak sama dengan cahaya yang diketahui pada masa ayat ini diturunkan. Digambarkan bahwa cahayanya ini seperti suatu ceruk lubang/cekungan yang tak tembus kamisykaatin yang di dalamnya ada pelita/lampu di mana pelita ini berada di dalam suatu kaca zujaajatin yang mengindikasikan ceruk itu terbuat dari kaca, terlebih lagi kamisykaatin dan zujaajatin merupakan bentuk feminin, sedangkan pelita mishbaahun merupakan bentuk maskulin, yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti bintang yang terang dilangit malam. Pelita itu sendiri digambarkan seperti dinyalakan oleh minyak yang berasal dari pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun, dimana minyaknya mampu menerangi walaupun tidak tersentuh api. Apa yang terpikir oleh kita, di masa sekarang, jika mendengar suatu lubang, cekungan, ceruk terbuat dari kaca yang tak memiliki celah yang didalamnya terdapat cahaya dimana cahaya itu dinyalakan tidak menggunakan api sebagaimana lampu-lampu lentera yang digunakan di jaman dulu. Dan terangnya cahaya itu membuat “sang kaca” seperti bintang yang cemerlang ? Tentu saja jawabannya adalah salah satu penemuan terbesar sepanjang sejarah manusia, yaitu penemuan lampu listrik. Abad 19 merupakan abad dimana ilmu pengetahuan mengenai kelistrikan berkembang pesat. Dimulai dengan penemuan baterai oleh Alessandro Volta, sampai akhirnya penemuan bola lampu lightbulb listrik pertama oleh Thomas Alfa Edison. Bola lampu ini berpijar dengan memanaskan lempengan filamen dengan suhu yang tinggi dengan akhirnya bercahaya. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang dihubungkan dengan lampu tersebut. Lampu tersebut tidak menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai pengganti minyak dan api, dimana filamen tersebut jika dialiri listrik mampu berpendar dan bercahaya. Listrik ini sendiri terbentuk dengan sumber lain yaitu baterai atau pun sumber listrik lainnya. Terkait hal ini di katakan pula dalam ayat tersebut [2435] … pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Dikatakan bahwa pelita itu seperti dinyalakan dari minyak yang berasal dari pohon zaitun yang khusus. Mengapa Allah mengumpamakan dengan pohon zaitun? Karena di zaman dulu, terutama di daerah arab dan mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu. Tetapi lebih lanjut Allah menyatakan bahwa pohon zaitun ini, sebagai sumber penghasil “minyak”, bukan pohon zaitun biasa, akan tetapi pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mempu menerangi tanpa adanya api. Seperti halnya kilat, lonjakan listrik sendiri mampu memberikan cahaya yang terang, akan tetapi tidak lama. Untuk membuat listrik itu memberikan penerangan yang lama, dibutuhkan media lain yaitu filamen, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filamen sehingga akhirnya filamen berpendar. “Sang pelita” lebih lanjut di katakan sebagai “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, “tidak timur dan tidak barat”. Sebagian tafsir mengatakan bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” disini mengindikasikan bahwa pohon zaitun disini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, akan tetapi sebagai suatu bentuk sumber energi yang nantinya akan menghasilnya “minyak” yang merupakan simbolisasi dari energi itu sendiri. Listrik sendiri, yang merupakan bentuk energi yang mengalir dari dari kutub positif ke kutub negatif, sering di asosiasikan juga dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir-hampir menerangi, sebagaimana halnya kilat lightning, dan akan terus menerangi jika disalurkan ke dalam media lain yaitu filamen yang akan berpendar jika dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang disimbolkan dalam ayat ini dengan “minyak”, menggunakan istilah metafora yang mampu diterima pada masa ketika ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di masa kemudian. Lebih jauh perlu di perhatikan juga bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” juga dapat di artikan sebagai “tidak memiliki tempat terbit dan tidak memiliki tempat tenggelam” dalam kaitannya dengan “sang pelita”. Ayat ini memberitahukan kita “sang pohon zaitun” sebagai sumber minyak baca sumber energi menghasilkan “sesuatu” yang mempu memberikan cahaya, akan tetapi “sesuatu” itu tidak lah terbit maupun terbenam. Tentu saja, listrik sebagai suatu bentuk energi sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat di ubah dari dan ke bentuk energi yang lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik berubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya. Menurut teori “relativitas umum”, kekekalan energi ini bersifat relatif dan sebetulnya tidak bersifat kekal karena adanya lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri untuk translasi atau rotasi. Dari sudut pandang agama, tentu saja semua bentuk energi awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah berkehendak. Itu lah sebabnya dalam mengindikasikan energi yang dihasilkan oleh “sang sumber energi” atau “pohon zaitun khusus” ini menggunakan istilah “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, yang berarti pada awalnya di ciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, akan tetapi dalam proses ditengah-tengah-nya tidak dapat di terbitkan baca diciptakan dan ditenggelamkan baca dimusnahkan oleh manusia, tetapi dapat di ubah dari dan ke bentuk energi lain, wallahu a’lam Spektrum cahaya [2435] … cahaya diatas cahaya nuruun ala’ nuurin… “nuruun ala’ nuurin” menggambarkan bahwa cahaya itu memiliki lapisan. Sebagaimana Allah menggambarkan bahwa langit itu berlapis-lapis dengan istilah “Dialah yang menjadikan tujuh langit, satu diatas yang lain” pada surah Al- Mulk 67 ayat 3, atau ketika Allah menggunakan ekspresi dan gaya bahasa yang sama ketika mengatakan kemurkaan yang berlapis di surah Al-Baqarah 2 ayat 90 “… Karena itu mereka mendapat kemurkaan diatas kemurkaan kemurkaan yang berlapis …” atau pada Ali-Imran 3 ayat 153 “… karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan kesedihan yang berlapis …“, maka di surah An-Nuur24 ayat 35 ini juga menerangkan bahwa pada dasarnya cahaya itu berlapis-lapis. Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa cahaya itu terdiri dari beberapa lapisan spektrum. Cahaya itu sendiri merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana apa yang kita sebut sebagai “cahaya” adalah spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh manusia visible spectrume. Spektrum elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, dimana yang diketahui manusia saat ini adalah mulai dari sinar gamma sampai dengan gelombang radio. Lapisan-lapisan cahaya atau dapat dilihat pada gambar dibawah. Sesuatu yang baru dapat diketahui dan dibuktikan saat ini akan tetapi telah disebutkan di dalam Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Lebih lanjut Al-Qur’an menyebutkan mengenai zat pembentuk Jin sebagai berikut [1527] Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas naari as-samuum [5515] dan Dia menciptakan jin dari nyala api maarijin “naari as-samuum” artinya “api yang juga memiliki sifat angin”. “samuum” berdasarkan Arabic-English Lane’s Lexicon dikatakan bahwa umumnya diartikan sebagai angin. Di beberapa terjemahan Qur’an dalam bahasa inggris dikatakan “samuum” sebagai angin yang berputar atau angin yang merusak. [1527] And the jinn We created before from scorching fire.terjemahan sahih international [1527] And the Jinn race, We had created before, from the fire of a scorching wind. terjemahan Yusuf ali [1527] And the jinn race We created earlier of the fire The Arabic word samum is sometimes understood to be pestilential wind of a pestilential fire. terjemahan Sedangkan “maarijin” secara literal berarti “api yang tidak berasap”. Jadi kedua ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yang juga memiliki sifat seperti angin dan tidak berasap. Apakah sifat angin itu ? Jika api memiliki energi cahaya dan energi panas, maka angin memiliki energi kinetik, yaitu memiliki sifat bergerak dan mempunyai kecepatan. Saat ini diketahui bahwa sinar radiasi yang paling merusak yang pernah ditemukan manusia adalah sinar gamma gamma ray, sebagaimana spektrum radioaktif lainnya, sinar gamma bersifat panas dan membakar. Dengan nilai frekuensi yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar di atas, yang berarti memiliki lebih banyak energi, sinar gamma bersifat paling merusak daripada yang lain. Selain itu karena memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, sinar gamma hampir tidak dapat terbendung. Jika partikel alpha dan partikel beta hanya menyebabkan kerusakan/luka bakar pada lapisan kulit, maka partikel gamma dalam sinar gamma, dikarenakan ukurannya yang kecil, mampu menembus kulit dan merusak organ-organ dalam manusia tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. Radiasi sinar gamma ini umumnya dihasilkan dari proses reaksi fusi nuklir. Dengan sifat yang membakar dan sangat merusak, merambat, bergerak dan memiliki energi sebagaimana layaknya angin, menjadikan sinar gamma sebagai “api yang tidak berasap dan bersifat angin“. Jika nembakar adalah sifat api energi panas, maka sifat angin yang dimiliki oleh sinar gamma disini adalah memiliki energi yang bergerak energi kinetik, energy in motion, wallahu a’lam. Dikatakan dalam website NASA bahwa “Hanya object yang sangat panas sekali atau partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan radiasi berenergi tinggi seperti sinar-X dan sinar gamma”. Jika benar jin itu dijadikan dari “api yang tak berasap” seperti sinar gamma gamma ray, apakah ini menjadikan jin itu kebal terhadap radiasi sinar gamma ? Ataukah mengakibatkan jin itu mampu dideteksi manusia sebagaimana manusia mendeteksi sinar gamma ? Menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan kepada penciptaan manusia. Sebagaimana adam diciptakan dari tanah, pada dasarnya manusia itu berasal dari tanah. Apakah manusia bersifat seperti tanah ? Apakah manusia bisa diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan tanah ? Apakah manusia tidak merasa sakit apabila dilempar dengan tanah atau lumpur, apalagi dalam jumlah yang besar ? Dari tanah, cahaya dan api, Allah menciptakan makhluk yang lain dan berbeda dari sifat bahan pembentuknya. Mengapa Al-Qur’an tidak mengatakan saja dengan jelas mengenai listrik, energi, spektrum cahaya dan sinar gamma? sekali lagi pertanyaan ini dikembalikan apakah orang-orang pada masa nabi Muhammad SAW pada saat Al-Qur’an diturunkan, orang-orang sudah mengetahui atau mendengar mengenai listrik, istilah energi, spektrum, maupun keberadaan snar gamma ? Sebagai wahyu Allah, Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa yang tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa Al-Qur’an ini diturunkan dan tetap mampu selaras dengan apa yang ditemukan oleh manusia di masa yang akan datang. Keberkahan zaitun Sebagai penutup, mari kita lihat kembali potongan surah An-nuur 24 ayat 35 berikut [2435] … yang dinyalakan dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun … Ilmu pengetahuan saat ini telah dapat membuktikan mengenai khasiat dari pohon zaitun ini. Jika sedari dahulu buah zaitun olive dan minya zaitun olive oil banyak dikonsumsi sebagai makanan, obat dan bahan bakar untuk lampu, maka “keberkahan” pohon zaitun itu dibuktikan dengan penelitian yang ada di masa ini. Sebagian besar asam lemak yang dimiliki oleh buah zaitun dan minyak zaitun tergolong tipe mono-unsaturated, dimana asam lemak golongan ini tidak mengandung kolesterol. Dengan kata lain, buah zaitun dan minyak zaitun tidak meningkatkan kadar kolesterol akan tetapi menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga minyak zaitun ini sangat bagik digunakan dalam memasak. Kegunaan lain dari minyak zaitun ini antara lain adalah pencegah kanker, mencegah radang sendi, membantu pertumbuhan tulang, mencegah penuaan, berperan baik dalam pengembangan otak anak, mengatur tekanan darah, dan mampu mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan organ dalam tubuh. Dengan banyaknya manfaat dari buah dan minyak zaitun ini, yang dibuktikan secara klinis dan eksperimen di masa sekarang, menjadikan pohon zaitun “pantas” dikatakan sebagai “pohon yang diberkahi”. Wallahu a’lam Maha benar Allah dengan segala firman-Nya dikutip dari berbagai sumber Untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui atau Panduan kata per kata dapat menggunakan Arabic-English Lane’s Lexicon Penyambung Tulisan -O0O- “Adakalanya Butiran Embun Merupakan Lentera Dalam Segenap Kegelapan…”

ayat alquran tentang energi listrik